Wednesday, October 18, 2006

Ponsel 3G Tanpa Jaringan 3G

PARA vendor telepon seluler GSM sudah memasarkan handset ponsel 3G (generasi ketiga) meski kenyataannya fasilitas canggih itu tidak berfungsi apa-apa. Paling banter mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta bisa menikmati percobaan-percobaan yang dilakukan para operator seluler GSM.

SUDAH barang tentu percobaan itu tidak diumumkan secara terbuka, selain tentu juga bukan dalam kapasitas layanan yang kontinu, juga hal-hal lain yang tidak pasti. Hambatan teknis tentu sudah bukan lagi, tetapi lebih pada regulasi, operator seluler tentu tidak akan melanggar lebar pita frekuensi yang diperuntukkan baginya.

Seharusnya layanan nirkabel berkecepatan tinggi ini sudah bisa dinikmati mulai pertengahan tahun ini. Namun, kenyataanya sampai sekarang tanda-tanda itu masih belum memperlihatkan akan ada layanan 3G dalam waktu dekat ini. Semua lebih banyak menunggu lampu hijau dari pemerintah yang masih bersikap sebagai pengatur frekuensi.

Akibatnya, yang terjadi justru ketidakpastian bahwa dalam waktu dekat akan ada layanan 3G di negeri ini masih belum jelas. Sementara para pembuat ponsel 3G sudah berharap bisa memasarkan produk yang dibebani biaya untuk bisa mengakses layanan ponsel berkecepatan tinggi sesuai jadwal yang mereka perkirakan sebelumnya.

Semula pihak pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan memberikan lisensi kepada pihak swasta untuk membangun jaringan 3G berbasis GSM. Pemberian lisensi ini sejak awal menimbulkan rasa iri karena tidak diberikan kepada operator yang bonafide yang siap menyelenggarakan operasi 3G saat ini.

Puncak kekecewaan kepada calon operator 3G itu, PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) dan PT Cyber Accesss Communications (CAC), setelah sebagian saham kedua perusahaan dilepaskan ke pihak asing. Masing-masing ke perusahaan Maxis Communications Bhd (Malaysia) dan Hutchison Telecommunications International Ltd.

Carut-marut persoalan frekuensi ini membuat Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Sofyan A Djalil untuk mengaudit ulang kedua perusahaan itu. Bahkan, ada rencana membersihkan jalur frekuensi 3G ini, termasuk keinginan untuk melakukan tender ulang pemberian lisensi.

LALU bagaimana dengan para vendor ponsel yang sudah melepaskan produknya yang sudah difasilitasi dengan kemampuan 3G?

Sepertinya mereka hanya bisa maklum dan mereka juga tidak bisa mengubah agenda memasarkan produk ponsel 3G mereka. Mereka hanya bisa berharap agar jaringan berkecepatan tinggi bisa segera terealisasi.

Karena, paling tidak di kawasan Asia Tenggara ini jaringan 3G dari jalur GSM sudah berhasil digelar. Seperti di Singapura dengan SingTel dan Malaysia dengan Maxis sudah bisa memberikan layanan 3G kepada para pelanggannya.

Di Indonesia operator Telkomsel yang sudah mengadakan uji coba 3G WCDMA, termasuk juga uji coba EDGE (Enhanced Data Rates for GSM). Bahkan, operator ini sudah sangat yakin untuk bisa mengoperasikan 3G mulai pertengahan tahun ini sekalipun belum ada kepastian tentang alokasi frekuensi untuk kebutuhan 3G tersebut.

Perusahaan yang 35 persen sahamnya dimiliki SingTel ini merasa yakin bisa sukses dengan 3G. Karena dari sekitar 17 juta pelanggannya hampir seperenamnya sudah aktif mempergunakan layanan GPRS maupun EDGE, terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar.

Keadaan ini yang tampaknya membuat para produsen ponsel tidak ragu-ragu melepaskan produk mereka yang difasilitasi dengan kemampuan 3G. Dalam hal ini mereka berharap agar frekuensi kerja ponsel yang sudah mereka keluarkan sesuai dengan lisensi yang dikeluarkan pemerintah.

"Sekalipun fasilitas 3G belum bisa dimanfaatkan, namun seperti produk Motorola memiliki kemampuan entertainment phone yang bisa diandalkan," kata Yanty Agus dari Motorola Indonesia, yang mulai memasarkan sekaligus tiga ponsel berkemampuan 3G.

Selain produk A1000, ponsel yang berkemampuan PDA (personal digital assistant), juga E1000 dan ponsel 3G termurahnya C975 yang berharga sekitar Rp 3,5 juta. Ketiga produk ini merupakan ponsel 3G pertama dari Motorola yang dipasarkan di Indonesia yang diharapkan masuk pada waktu yang tepat. Produk ini juga merupakan bagian dari 11 ponsel 3G Motorola yang akan diluncurkan ke pasaran tahun ini.

Produk lain seperti Nokia 6680 bekerja pada frekuensi GSM 900/1.800/1.900 MHz ini mengakses WCDMA melalui frekuensi 2.100 MHz. Produk ini sudah dilengkapi dengan kemampuan komunikasi video sharing dan juga komunikasi ala HT (handie talkie) yang disebut push-to-talk yang pernah berjaya di Amerika Serikat.

Sony Ericsson mengandalkan Z800 yang merupakan ponsel clamshell yang memiliki frekuensi kerja serupa dengan produk Nokia di atas. Hasil bidikan kamera 1,3 Megapiksel bisa dengan mudah dikirimkan melalui jaringan 3G ataupun menggunakan saluran Bluetooth untuk diarahkan ke komputer.

DIBANDINGKAN dengan Nokia maupun Sony Ericsson sebenarnya Motorola tertinggal dalam menyediakan ponsel 3G di Indonesia. Meskipun ketertinggalan ini tidak berarti apa-apa selama jaringan 3G juga belum tersedia, sepertinya hal itu hanyalah soal waktu.

Bahkan, ketiga produk yang baru dipasarkan di Indonesia ini sebenarnya sudah diperkenalkan tahun lalu. Sebagai ponsel 3G pertama memang menarik, sekalipun perdebatan soal jaringan 3G masih belum kunjung selesai.

Seperti biasa perusahaan dari AS itu mencoba mengakomodasi para konsumennya dengan produk 3G dengan bervariasi. Selain berusaha menjangkau konsumen dengan harga serendah mungkin, juga memberikan fasilitas canggih untuk mereka yang membutuhkan lebih.

Sebagai ponsel 3G yang relatif murah, C975 sudah memiliki kemampuan untuk melakukan konferensi video dua arah sebagai kelebihan dari ponsel 3G dibandingkan dengan ponsel sebelumnya. Meski kemampuan kamera beresolusi VGA yang dimilikinya merupakan yang terendah apabila dibandingan dengan dua saudara lainnya.

Menyandang kapasitas sebagai ponsel hiburan, termasuk E1000, memiliki perlengkapan telepon video dua arah. Selain itu, sebagai ponsel serba guna yang dipasarkan dengan harga sekitar Rp 4,5 juta ini memiliki fasilitas push-to-talk seperti halnya sebuah pesawat HT sehingga mampu berhubungan layaknya HT dengan satu atau beberapa orang yang terdaftar.

Pemasaran ponsel 3G memuncak pada produk A1000 yang ditargetkan untuk konsumen yang memerlukan perangkat yang lebih dari sekadar ponsel. Selain berkemampuan untuk konferensi video, pesawat ini juga bisa menjalankan konsep mobile office.

Ponsel bernilai sekitar Rp 6,5 juta ini memiliki fungsi sebagaimana sebuah PDA, antara lain untuk menjalankan program Microsoft Word, Excel, PowerPoint, sampai membuka dokumen PDF yang biasanya minimal terdapat pada sebuah komputer saku.

A1000, selain sudah dilengkapi dengan kamera beresolusi 1,2 Megapiksel, rupanya juga dipersenjatai dengan kemampuan sebagai ponsel hiburan. Kemampuan tersebut mulai dari menjalankan multimedia streaming, merekam dan memainkan ulang file video MPEG4 dan file musik MP3, serta dilengkapi dengan speaker ganda. (AWE)

Ponsel 3G Tanpa Jaringan 3G

PARA vendor telepon seluler GSM sudah memasarkan handset ponsel 3G (generasi ketiga) meski kenyataannya fasilitas canggih itu tidak berfungsi apa-apa. Paling banter mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta bisa menikmati percobaan-percobaan yang dilakukan para operator seluler GSM.

SUDAH barang tentu percobaan itu tidak diumumkan secara terbuka, selain tentu juga bukan dalam kapasitas layanan yang kontinu, juga hal-hal lain yang tidak pasti. Hambatan teknis tentu sudah bukan lagi, tetapi lebih pada regulasi, operator seluler tentu tidak akan melanggar lebar pita frekuensi yang diperuntukkan baginya.

Seharusnya layanan nirkabel berkecepatan tinggi ini sudah bisa dinikmati mulai pertengahan tahun ini. Namun, kenyataanya sampai sekarang tanda-tanda itu masih belum memperlihatkan akan ada layanan 3G dalam waktu dekat ini. Semua lebih banyak menunggu lampu hijau dari pemerintah yang masih bersikap sebagai pengatur frekuensi.

Akibatnya, yang terjadi justru ketidakpastian bahwa dalam waktu dekat akan ada layanan 3G di negeri ini masih belum jelas. Sementara para pembuat ponsel 3G sudah berharap bisa memasarkan produk yang dibebani biaya untuk bisa mengakses layanan ponsel berkecepatan tinggi sesuai jadwal yang mereka perkirakan sebelumnya.

Semula pihak pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan memberikan lisensi kepada pihak swasta untuk membangun jaringan 3G berbasis GSM. Pemberian lisensi ini sejak awal menimbulkan rasa iri karena tidak diberikan kepada operator yang bonafide yang siap menyelenggarakan operasi 3G saat ini.

Puncak kekecewaan kepada calon operator 3G itu, PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) dan PT Cyber Accesss Communications (CAC), setelah sebagian saham kedua perusahaan dilepaskan ke pihak asing. Masing-masing ke perusahaan Maxis Communications Bhd (Malaysia) dan Hutchison Telecommunications International Ltd.

Carut-marut persoalan frekuensi ini membuat Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Sofyan A Djalil untuk mengaudit ulang kedua perusahaan itu. Bahkan, ada rencana membersihkan jalur frekuensi 3G ini, termasuk keinginan untuk melakukan tender ulang pemberian lisensi.

LALU bagaimana dengan para vendor ponsel yang sudah melepaskan produknya yang sudah difasilitasi dengan kemampuan 3G?

Sepertinya mereka hanya bisa maklum dan mereka juga tidak bisa mengubah agenda memasarkan produk ponsel 3G mereka. Mereka hanya bisa berharap agar jaringan berkecepatan tinggi bisa segera terealisasi.

Karena, paling tidak di kawasan Asia Tenggara ini jaringan 3G dari jalur GSM sudah berhasil digelar. Seperti di Singapura dengan SingTel dan Malaysia dengan Maxis sudah bisa memberikan layanan 3G kepada para pelanggannya.

Di Indonesia operator Telkomsel yang sudah mengadakan uji coba 3G WCDMA, termasuk juga uji coba EDGE (Enhanced Data Rates for GSM). Bahkan, operator ini sudah sangat yakin untuk bisa mengoperasikan 3G mulai pertengahan tahun ini sekalipun belum ada kepastian tentang alokasi frekuensi untuk kebutuhan 3G tersebut.

Perusahaan yang 35 persen sahamnya dimiliki SingTel ini merasa yakin bisa sukses dengan 3G. Karena dari sekitar 17 juta pelanggannya hampir seperenamnya sudah aktif mempergunakan layanan GPRS maupun EDGE, terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar.

Keadaan ini yang tampaknya membuat para produsen ponsel tidak ragu-ragu melepaskan produk mereka yang difasilitasi dengan kemampuan 3G. Dalam hal ini mereka berharap agar frekuensi kerja ponsel yang sudah mereka keluarkan sesuai dengan lisensi yang dikeluarkan pemerintah.

"Sekalipun fasilitas 3G belum bisa dimanfaatkan, namun seperti produk Motorola memiliki kemampuan entertainment phone yang bisa diandalkan," kata Yanty Agus dari Motorola Indonesia, yang mulai memasarkan sekaligus tiga ponsel berkemampuan 3G.

Selain produk A1000, ponsel yang berkemampuan PDA (personal digital assistant), juga E1000 dan ponsel 3G termurahnya C975 yang berharga sekitar Rp 3,5 juta. Ketiga produk ini merupakan ponsel 3G pertama dari Motorola yang dipasarkan di Indonesia yang diharapkan masuk pada waktu yang tepat. Produk ini juga merupakan bagian dari 11 ponsel 3G Motorola yang akan diluncurkan ke pasaran tahun ini.

Produk lain seperti Nokia 6680 bekerja pada frekuensi GSM 900/1.800/1.900 MHz ini mengakses WCDMA melalui frekuensi 2.100 MHz. Produk ini sudah dilengkapi dengan kemampuan komunikasi video sharing dan juga komunikasi ala HT (handie talkie) yang disebut push-to-talk yang pernah berjaya di Amerika Serikat.

Sony Ericsson mengandalkan Z800 yang merupakan ponsel clamshell yang memiliki frekuensi kerja serupa dengan produk Nokia di atas. Hasil bidikan kamera 1,3 Megapiksel bisa dengan mudah dikirimkan melalui jaringan 3G ataupun menggunakan saluran Bluetooth untuk diarahkan ke komputer.

DIBANDINGKAN dengan Nokia maupun Sony Ericsson sebenarnya Motorola tertinggal dalam menyediakan ponsel 3G di Indonesia. Meskipun ketertinggalan ini tidak berarti apa-apa selama jaringan 3G juga belum tersedia, sepertinya hal itu hanyalah soal waktu.

Bahkan, ketiga produk yang baru dipasarkan di Indonesia ini sebenarnya sudah diperkenalkan tahun lalu. Sebagai ponsel 3G pertama memang menarik, sekalipun perdebatan soal jaringan 3G masih belum kunjung selesai.

Seperti biasa perusahaan dari AS itu mencoba mengakomodasi para konsumennya dengan produk 3G dengan bervariasi. Selain berusaha menjangkau konsumen dengan harga serendah mungkin, juga memberikan fasilitas canggih untuk mereka yang membutuhkan lebih.

Sebagai ponsel 3G yang relatif murah, C975 sudah memiliki kemampuan untuk melakukan konferensi video dua arah sebagai kelebihan dari ponsel 3G dibandingkan dengan ponsel sebelumnya. Meski kemampuan kamera beresolusi VGA yang dimilikinya merupakan yang terendah apabila dibandingan dengan dua saudara lainnya.

Menyandang kapasitas sebagai ponsel hiburan, termasuk E1000, memiliki perlengkapan telepon video dua arah. Selain itu, sebagai ponsel serba guna yang dipasarkan dengan harga sekitar Rp 4,5 juta ini memiliki fasilitas push-to-talk seperti halnya sebuah pesawat HT sehingga mampu berhubungan layaknya HT dengan satu atau beberapa orang yang terdaftar.

Pemasaran ponsel 3G memuncak pada produk A1000 yang ditargetkan untuk konsumen yang memerlukan perangkat yang lebih dari sekadar ponsel. Selain berkemampuan untuk konferensi video, pesawat ini juga bisa menjalankan konsep mobile office.

Ponsel bernilai sekitar Rp 6,5 juta ini memiliki fungsi sebagaimana sebuah PDA, antara lain untuk menjalankan program Microsoft Word, Excel, PowerPoint, sampai membuka dokumen PDF yang biasanya minimal terdapat pada sebuah komputer saku.

A1000, selain sudah dilengkapi dengan kamera beresolusi 1,2 Megapiksel, rupanya juga dipersenjatai dengan kemampuan sebagai ponsel hiburan. Kemampuan tersebut mulai dari menjalankan multimedia streaming, merekam dan memainkan ulang file video MPEG4 dan file musik MP3, serta dilengkapi dengan speaker ganda. (AWE)

3G, Apa Itu?

3G atau generasi ketiga merupakan nama generik bagi serangkaian teknologi mobile yang dipersiapkan untuk diluncurkan pada akhir 2001 lalu. Ia memakai jaringan infrastruktur, handsets, base stations, switches, dan perangkat lain yang memungkinkan komunikasi seluler dengan akses internet berkecepatan tinggi, data, video, dan layanan musik yang kualitasnya setara Compact Disc (CD). Kecepatan data di jaringan generasi ketiga mencapai 2 megabits per detik.

Berita terbaru mengenai teknologi ini datang dari Negeri Tirai bambu, Cina. Pekan lalu (24/8) Cina mengumumkan kesuksesannya membuat chipset ponsel 3G. Temuan ini dipastikan akan membuat Cina terbebas dari ketergantungan pasokan oleh produsen tunggal yang selama ini menjerat. Standar terbaru untuk chipset ponsel generasi ketiga dikembangkan oleh Spreadtrum Communications Inc cabang Shanghai.

Perusahaan ini terkenal sebagai penyedia solusi software sirkuit seluler terintegrasi. Di pasaran, sebuah chipset dijual seharga 25 hingga 50 dolar AS. Harga itu setara dengan 70 persen biaya pembuatan ponsel. Selama ini, pabrikan ponsel harus mengeluarkan uang lebih dari 10 miliar dolar AS untuk mengimpor chipset. Di Cina kini terdapat sekitar 300 juta pengguna ponsel.

China chip, begitu chipset itu disebut. Penggunannya telah disepakati oleh perusahaan ponsel raksasa asli Cina, seperti Amoi, Bird, Lonovo, dan Hisense. Pemakaian China chip dengan sendirinya akan menghasilkan ponsel yang benar-benar asli buatan Cina.
(rei/hindustantimes/cellular.co.za )

Teknologi Komunikasi Generasi Ketiga

SEORANG top manajer bank swasta di Jakarta, setiap hari berangkat ke kantor menggunakan mobil pribadinya. Seperti biasa, kemacetan selalu menjadi bagian dari rutinitasnya. Namun semenjak ia menggunakan layanan traffic report, jebakan kemacetan pun bisa dihindarinya dengan mudah.

Bagaimana caranya? Cukup dengan menekan tombol di handphone yang mendukung layanan komunikasi data dan video, seketika itu juga gambar daerah rawan macet muncul di layar monitor layaknya sebuah kamera. Layanan yang akhir-akhir ini sedang ngetren di kalangan menengah atas bisa dinikmati dengan handphone terbaru yang mendukung teknologi komunikasi data seperti EDGE (Enhanced Data for GSM Evolution) atau CDMA 2000-1X/CDMA 2000-1X EVDO.

Menurut Ade S.B. Sharif, Direktur Pengembangan Bisnis Ericsson Indonesia, layanan traffic report merupakan bentuk awal dari layanan generasi ketiga. Layanan spesial lainnya yang akan menyusul adalah komunikasi video, streaming multimedia, teleconference dan banyak lainnya. Generasi 3G memang solusi komunikasi yang seolah-olah menghadirkan dunia dalam genggaman tangan. Sementara generasi 3G di Indonesia diprediksikan akan menggeser dominasi generasi kedua yang lebih dikenal dengan nama GSM. Sebelum generasi ketiga memasuki sendi-sendi kehidupan kita, ada baiknya mengenal perkembangan teknologi seluler dari generasi ke generasi.

Kehadiran telefon seluler alias handphone dalam kehidupan kita merupakan suatu lompatan besar dalam sejarah komunikasi manusia. Teknologi seluler adalah teknologi komunikasi yang paling modern dan paling menjanjikan baik dari segi kualitas, efisiensi dan ekonomi. Salah satu kelebihan utama handphone adalah dapat memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk berkomunikasi di manapun dan kapan pun, bahkan sambil bergerak sekalipun.

Saat ini, komunikasi bergerak atau mobile communication menjadi tren dan gaya hidup yang semakin digemari. Bahkan di banyak negara seperti Indonesia, Jepang dan Finlandia, pelanggan handphone jauh lebih banyak dari pelanggan telefon rumah (fixed telephone).

Dalam satu negara, ada banyak operator seluler yang saling berkompetisi memberikan pelayanan terbaik, mengingat keuntungan yang menggiurkan dari bisnis tersebut. Katakanlah Indonesia memiliki Telkomsel dan Indosat yang ber-platform teknologi 2G, dan baru-baru ini muncul operator dengan platform 3G yaitu Telkom Flexi, Esia dan Fren/Mobile 8. Negara Jepang dengan NTTDoCoMo sudah lebih dahulu menggunakan teknologi 3G dibandingkan negara Asia lainnya. Kebijakan pemerintah Jepang untuk beralih dari 2G ke 3G karena kebutuhan pasar yang semakin membesar. Selain itu, teknologi 3G mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

Sebentar. Apa itu 2G dan 3G? Teknologi komunikasi bergerak, di bagi dalam beberapa generasi, yaitu Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi handphone pertama yang menggunakan sistem analog, contohnya adalah AMPS (Advanced Mobile Phone System) di AS dan TACS (Total Access Communication Service) di Eropa. Generasi pertama ini menggunakan teknik komunikasi yang disebut Frequency Division Multiple Access (FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga setiap pelanggan saat melakukan pembicaraan memiliki frekuensi sendiri.

Teknologi ini mulai digunakan tahun 1970 yang diawali dengan penggunaan mikroprosesor untuk teknologi komunikasi. Dan pada tahun 1971, jaringan handphone pertama dibuka di Finlandia bernama ARP. Menyusul kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983. Penggunaan teknologi analog pada generasi pertama menyebabkan banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum frekuensi yang boros.

Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi pertama. Selain itu, teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara, tidak seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT atau Nordic Mobile Telephone adalah jaringan handphone analog yang pertama kali digunakan secara internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz sehingga sering disebut NMT-450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz.

Mengingat tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik, lahirlah teknologi generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah IS-95 CDMA, IS-136 TDMA dan PDC. Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second). Sebagai perbandingan, modem yang banyak digunakan untuk koneksi internet berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA).

Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System for Mobile Communication), seperti yang dipakai sebagian besar handphone saat ini. GSM beroperasi pada frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz. GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14,4 kbps.

Sejarah

Sejarah GSM diawali dengan diadakannya konferensi pos dan telegraf di Eropa pada tahun 1982. Konferensi ini membentuk suatu study group yang bernama Groupe Special Mobile (GSM) untuk mempelajari dan mengembangkan sistem komunikasi publik di Eropa. Pada tahun 1989, tugas ini diserahkan kepada European Telecommunication Standards Institute (ETSI) dan GSM fase I diluncurkan pada pertengahan 1991.

Pada tahun 1993, sudah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM dibanding generasi pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter. GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2.

Setelah 2G, lahirlah generasi 2,5 G yang merupakan versi lebih baik dari generasi kedua. Generasi 2,5 ini mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE.

Baru-baru ini, tren komunikasi seluler mulai beralih kepada generasi berikutnya yang diprediksikan akan menjadi teknologi komunikasi seluler yang menjanjikan. Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) atau WCDMA (Wideband - Coded Division Multiple Access). Kelebihan generasi terbaru ini terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384 kbps di luar ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi indoor.

Selain itu, generasi ini dapat menyediakan layanan multimedia seperti internet, video streaming, video telephony, dan lain-lain dengan lebih baik. Generasi ketiga ini menggunakan teknologi CDMA yang awalnya muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa paten pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi CDMA dimiliki Qualcomm Inc., sehingga pembuat peralatan membayar royalti.

Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel.

Sistem komunikasi wireless berbasis CDMA pertama kali digunakan pada tahun 1995 dan sampai sekarang, CDMA merupakan saingan utama dari sistem GSM di banyak negara. Pada tahun 1999, the International Telecommunication Union (ITU) memilih CDMA sebagai standar teknologi untuk generasi ketiga (3G). Varian CDMA yang banyak digunakan adalah WCDMA dan TD-SCDMA.

Pada bulan Mei 2001 sudah terdapat 35 juta pelanggan CDMA di seluruh dunia. Dan pada tahun 2003, terdapat 100 juta pelanggan yang menggunakan CDMA di seluruh dunia. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.

Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip, keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone.

Ketika kita duduk di rumah pun, kita masih bisa melakukan berbagai hal tanpa harus keluar ruangan, seperti mencek saldo bank, membayar SPP untuk kuliah anak-anak, memesan makanan dan lain-lain. Itu semua bukan hal yang mustahil bagi generasi ketiga.

Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, komunikasi murah dan berkualitas bukan impian belaka.***

Wawan Saprudin,

Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB.

Thursday, October 12, 2006

Lirik Lagu UNGU "Sejauh Mungkin"

Sejauh Mungkin
Filed under: Ungu

Intro : D

D Bm
Lelah hati yang tak kau lihat andai saja
G A
Dapat kau rasa kan letihnya jiwaku karna sifatmu
D Bm
Indah cinta yang kau berikan kini tiada
G A
Lagi kudapatkan teduhnya jiwa

Reff 1:
D
Baiknya kupergi
Bm
Tinggalkan dirimu
G
Sejauh mungkin
A
Untuk melupakan O… o..

Intro : D Bm

D Bm
Indah cinta yang kau berikan kini tiada
G A
Lagi kudapatkan teduhnya jiwa

Reff 2:
D
Baiknya kupergi
Bm
Tinggalkan dirimu
G
Sejauh mungkin
A
Untuk melupakan
D
Dirimu yang slalu
Bm
Tak pedulikan ku
G
Yang mencintaimu
A
Yang menyayangimu

Bridge :
F#m Bm
Bila saat nanti aku jauh
G
Kuharap kau mengerti
A
Kuharap kau sadari

Intro : D Bm G A

Back To : Reff 2

Tuesday, October 03, 2006

Sinopsis Film The Promise

The Promise [ Action ]

MOOD: A-OK
CURRENT RATINGS:
FRESH: 7/10 7/10 Movie: The Promise (2005)

The Destiny goddess grants a little girl
her wish to be the most beautiful princess
on condition that she would never
experience true love

She grows up and becomes the
object of affection and intrigue
a Duke, a General and a Slave


the fight for the princess begins
but can they use their special powers
to break the curse and overcome Destiny ?

Film ini memberikan suguhan cerita yang menarik untuk dinikmati disertai oleh kejadian2 lucu. Nilai moral nya pun banyak. Seperti kesetiaan, cinta, pengorbanan, masa lalu dan arti sebuah kepercayaan yang merupakan intisari dari film itu sendiri.

Sinopsis :

Film, ini diawali oleh seorang gadis cilik yang masih hidup diantara beberapa mayat. Dia mengambil sepotong bapao, yang kemudian direbut oleh seorang anak bangsawan. Ia berjanji bila diturunkan, dya akan menjadi budak bangsawan itu, tapi yang terjadi ia memukul kepala anak bangsawan itu dan kabur.

Cerita ini dilanjutkan dengan perjanjiannya dengan seorang peri, yang menjanjikan kekayaan dan kecantikan untuknya. Dengan syarat : ia tak bisa mendapatkan cinta dari seorang laki-laki. Kalaupun ada laki-laki yang mencintainya, maka laki-laki itu akan menderita atau mati. Kecuali, sang lelaki yang mencintainya tersebut bisa mendatangkan salju dimusim semi atau memutar kembali waktu ke masa lalu. (WR)