Monday, February 13, 2006

Pengen Sehat, Ciuman Aja!!!!

Berciuman adalah gairah dan keromantisan yang membuat dua orang tak mau terpisahkan. Kalimat itu dilontarkan William Cane, penulis The Art of Kissing. Berciuman, tentunya dengan orang yang tepat, memang membuahkan rasa nyaman dan aman. Ketika perasaan senang itu melambung, kegembiraan pun berlimpah ruah. Bibir memang daerah sensitif, bahkan lebih sensitif ketimbang alat vital.

Berciuman membuat otot di sekitar wajah bergerak. Tak hanya otot bibir, muka, dan pipi, tapi juga otot leher. Seperti halnya senyum, semua gerakan itu membuat Anda tampak lebih cerah, muda, bahagia, dan sehat, papar Profesor Bryant Stamford dari Universitas Louisville, Amerika Serikat.

Tak hanya efek psikologis yang bisa diraih dari berciuman. Stamford menyatakan berciuman membakar sejumlah kalori. Jika dilakukan mendalam dan penuh gairah, berciuman ada kemungkinan menggandakan rata-rata metabolisme Anda dan membakar dua kalori per menit. Nah, bayangkan jika ini dilakukan dalam puluhan menit.

Berciuman selama 15 menit saja sudah membakar sekitar 30 kalori. Jika seseorang berciuman penuh gairah selama 15 menit, kemungkinan membakar kalori sama dengan ketika ia melakukan hubungan seksual. Tentunya aktivitas ini lebih menarik ketimbang jalan kaki atau menaiki tangga, meski jumlah energi yang dibutuhkan mungkin sama. Bandingkan dengan 11,2 kalori per menit yang dibakar ketika Anda berolahraga dengan treadmill. Tapi, jika motivasi Anda berciuman untuk membakar kalori, Anda termasuk orang yang bermasalah, kata Stamford.

Sang profesor meminta orang tidak salah pengertian. Orang cenderung menilai apa pun yang meningkatkan detak jantung disamakan dengan efek dari jogging, yang artinya sama baiknya seperti latihan kebugaran. Ini tidak benar, katanya. Padahal, menurut dia, peningkatan pada jantung itu hanya menyangkut adrenalin.

Namun, Stamford tak memungkiri, berciuman benar-benar bermanfaat bagi kesehatan. Gerakan aktif yang dilakukan setiap orang, termasuk berciuman, berpelukan, dan berhubungan seksual, menurut dia, akan menjaga seseorang tetap sehat.

Meskipun tidak pernah menggantikan peran sikat gigi, berciuman, karena meningkatkan produksi air liur, mampu mengusir bakteri di gigi. Keberadaan air liur tersebut bisa membantu mengurangi plak pada gigi, kata Mathew Messina, dokter gigi di Fairview Park, Ohio, dan penasihat konsumen pada American Dental Association. Berciuman juga bisa mempertinggi sistem kekebalan tubuh. Pertukaran bakteri saat berciuman membuat mekanisme pertahanan internal tubuh meningkat.

Efek psikologis berciuman pun tak kalah dengan meditasi. Seks dan ciuman bisa menjadi bagian dari manajemen stres, kata Stamford. Ciuman bisa membuat kita bertahan dan hidup lebih lama. Aktivitas ini muncul sebagai kekuatan. Ketika kita berhubungan dengan orang yang memberikan perhatian besar, kita akan merasa diri sehat dan seluruh tubuh juga terasa ringan karena rasa gembira yang berlimpah, papar Joy Davidson, psikolog dan seksolog klinis di Seattle.

Ia menyebut berciuman sebagai meditasi sensual. Ciuman, menurut dia, bisa mengusir kecemasan, menghalau segala kerumitan yang membalut pikiran, dan seketika melambungkan pikiran dengan memberikan pengalaman menyenangkan.

Sebuah ciuman, bagaimanapun, membantu mengurangi ketegangan. Berciuman dengan orang yang tepat memberikan pengalaman rileks, hangat, bergairah, dan mesra. Berciuman membuat seseorang memberikan perhatian penuh, sehingga terjadi perubahan kimiawi dan terjadi gelombang dalam otak yang menghasilkan sesuatu yang serupa dengan ketika seseorang melakukan meditasi. Begitu damai dan tenang.

Maklum, ketika berciuman, menurut Helen Fisher, profesor antropologi di Universitas Rutgers di Newark yang terkenal dengan riset tentang cinta dan keromantisan, orang mengalami kenaikan level oxytocin yang dikenal sebagai hormon kalem. Maka berciuman nan dalam dan tenang pun memicu perasaan cinta.

No comments: