Tuesday, May 30, 2006

Karya Tulis "TARI DEDARI"



Karya Tulis ini dibuat oleh
Ni Made Arianti


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sinopsis Tari
Tari ini mengisahkan beberapa dedari yang sedang mengemban/merawat anak kecil, dimana dedari itu adalah utusan dari sorga ke dunia yang ditugaskan menjaga dan menemani anak tersebut dimana anak yang dimaksud adalah manifestasi Tuhan dengan sebutan Ratu Dalem Alit.
1.2 Sejarah Tari
Tari ini bermula dari pengalaman secatur asrama di Batubulan yang sudah biasa menari ke hotel. Tari yang ditarikan adalah Ramayana Balet, dimana suatu ketika bisa dikatakan secatur asrama tersebut akan berangkat untuk menarikan tari ini ke hotel. Namun karena keajaiban dan takdir yang berkuasa akhirnya, pada waktu semua anggota menyiapkan alat dan menaikannya ke truk. Disanalah peti/kotak tempat gelungan berada terbuka seketika dan jatuhlah sebuah gelungan Rama yang biasanya digunakan menari tersebut , kemudian ditaruh kembali dan akhirnya jatuh kembali. Karena panik mereka menghaturkan canang dan masesambatan dan berjanji bahwa setelah menari (esok hari) samian/semuanya akan menanyakan apa yang terjadi kepada pemangku, setelah itu akhirnya ternyata, gelungan itu sudah dipingit dan harus disakralkan di sebuah pura

BAB II
BAGIAN DARI
TARI DEDARI

2.1. Bentuk Tari Dedari
1. Pepeson
2. Pengawak
3. Pengadeng
4. Pengecet
5. Pekaad
Dari bagian tersebut setelah pengawak barulah biasanya Ratu Dalem Alit mesolah (keluar gelungan yang sudah disucikan tersebut) yang dipundut/ditarikan oleh orang tertentu.
2.2. Penggubahan
Tari ini digubah kira-kira pada tahun 1997 oleh Ibu Cok Padmini, S.ST. Karena mendapat petunjuk dari Tuhan bahwa tari tersebut harus digubah dengan lebih dari sebelumya. Penggubahan ini direstui dan tari ini ada sampai sekarang ini, dengan tidak menghilangkan bagian dari tari di atas.


BAB III
PENGANALISAAN TARI

3.1. Latar Belakang Tari
Tari ini berfungsi sebagai tari upcara dengan tujuan tari ini dalam upacara adalah sebagai pemendak manifestasi Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tari ini sangat berarti apabila tari ini tidak ada maka Tuhan/ Ida Sang Hyang Widhi akan marah dengan mendatangkan orang kerauhan / tak sadarkan diri. Menurut seorang narasumber pencipta tari ini adalah anonim. Cara mempelajarinya sedikit aneh mengapa demikian, karena orang yang sudah dipingit dedari akan sendirinya bisa menarikan tari ini dengan mendapatkan hasil yang tidak begitu sempurna.
3.2. Penganalisaan Tari
Tari yang dipentaskan adalah Tari Dedari, penarinya adalah anak perempuan yang belum pernah mengalami menstruasi. Penarinya berjumlah 6 orang. Posisi tarinya sangat sederhana, monotun, dan berulang-ulang dengan kostum yang digunakan yaitu diantaranya :
1. Tapah
2. Kamen Putih
3. Sabuk Prada
4. Ampok-ampok
5. Gelang kana
6. Badong
7. Tutup Dada
8. Selendang Panjang.
Bagian di kepala yaitu : mengamitasi 7, bunga merah, semanggi, antol dan gelungan dedari. Saya melihat ciri khas gerak tarinya adalah agem/posa diam (agem dedari). Pada waktu itu lighting yang digunakan adalah lampu tl (nion), dengan dekorasi panggung alami. Dalam tari ini saya melihat ruang gerak dari satu penari dengan penari yang lainnya tidak ada yang sama karena pengaruh ketidaksadaran dalam diri tetapi tidak terlalu menonjol seperti pemundut gelungan Rama yang sudah disakralkan dan disucikan. Musik yang mengiringinya adalah barungan Gong Kebyar.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa Tari Dedari ini merupakan tarian sakral, karena dalam pementasannya hanya dilakukan di Pura dan pada waktu odalan saja. Dan juga ditarikan oleh orang tertentu
4.2 Saran-Saran
1. Kiranya dalam kesempatan ini saya sebagai mahasisswa mendapatkan kesulitan dalam pembuatan paper ini yaitu dengan waktu yang dipercepat oleh para dosen
2. Didalam pembuatan paper ini masih banyak kekurangan penulisan dan penguaraian kata, kiranya para pembaca dapat memberikan saya pedoman penulisan ilmiah yang baik dan benar.
3. Pembuatan paper ini sangat bagus karena dapat menambah ilmu pengetahuan, kiranya pembuatannya harus dipertegas dan diperjelas.


Daftar Pustaka

 Wawancara Seorang Pemangku, Batubulan 23 Mei 2006, di Banjar Buwitan Batubulan, Gianyar, Bali. Dengan nara sumber I Wayan Ika Purnawati Nugraha, SH.

No comments: