Wednesday, December 03, 2008

WOSOC 2008 Menumbuhkan Wirausaha TI di Sekolah Kejuruan

Kuta, Bali - Lulusan siswa sekolah kejuruan (SMK) seharusnya bukan hanya jadi buruh pabrik, tapi bisa diajak berwirausaha dalam bidang TI.

Frans Thamura menceritakan bagaimana ia bisa mengajak para siswa SMK tersebut berwirausaha dalam proyek TI yang dinamainya BlueOxygen.

Di hadapan para peneliti dan akademisi TI yang ikut Workshop Open Source dan Open Content (WOSOC 2008), di Hotel Dynasty, Bali, evangelist Java ini pun berbagi cerita.

Hal itu bermula ketika proyek BlueOxygen didapuk masuk ke dalam materi pembelajaran JENI Enterprise, sebuah program Java Education Network Indonesia milik Departemen Pendidikan Nasional.

"Sukses dari program ini adalah menghapus kesan bahwa belajar Java itu sulit. Justru, anak SMK bidang TI yang diasuh Yayasan Meruvian milik saya hanya perlu sekitar satu minggu untuk mencoba, dan satu bulan untuk mengembangkannya," demikian Frans mulai bercerita, Rabu (3/12/2008).

Dalam mengembangkan proyek BlueOxygen yang masuk dalam stack 5 JENI tersebut, Frans dibantu oleh lebih dari 40 siswa SMK yang tersebar, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, sampai Surabaya.

"Tentu saja anak SMK tidak akan mampu mengembangkan secara mandiri, diperlukan mentor. Bisa senior atau rekanan yang kuliah. Sehingga setiap masalah dapat dibantu," ujar pria kelahiran Cimande, Jawa Barat, ini.

Siklus pengembangan yang mengacu pada platform ini ternyata menjalin hubungan baik antara SMK, kampus dan industri. Selain siswa SMK, mahasiswa juga turut dilibatkan dalam proyek ini dengan strata yang lebih tinggi.

"Menjadi sebuah pergeseran menarik, karena anak kampus kini jadi arsitek proyek, dan pengerjaan programming harian diserahkan pada anak SMK. Beberapa produk Open Source di dalam BlueOxygen adalah hasil karya mereka," ucapnya.

Untuk mendidik siswa SMK agar kapabel berwirausaha di bidang TI, menurut Frans, adalah mentor yang ramah dan siap membantu setiap saat. Ia sendiri menggunakan jasa 40 siswa SMK tersebut selama setahun penuh, di mana paruh pertamanya mengembangan produk dan sisanya untuk kewirausahaan.

"Menarik sekali bukan mengajarkan anak SMK belajar berwirausaha," sahut pria yang doyan ceplas-ceplos ini, seraya berharap di ajang WOSOC 2008 ini, negara lain yang masih kesulitan mendapatkan programmer, serta yang masih menjadi konsumen telematika, dapat mengembangkan teknologi sendiri mengacu pada kasusnya.

Berita ini disadur dari : detikinet.com

No comments: