Sunday, August 06, 2006

Internet Murah Memang Menggiurkan

Jakarta, Koneksi Internet yang murah tetap merupakan iming-iming yang menggiurkan: Singapura berminat menyediakan akses nirkabel untuk koneksi Internet berkecepatan tinggi dengan gratis selama setahun. Di diskusi mailing list Technomedia, Budi Rahardjo menyebut hal ini seharusnya kira-kira sama dengan menyediakan akses WiFi untuk daerah seukuran Bandung.

Bagaimana dengan Bandung sendiri? Di beberapa tempat umum --pusat perbelanjaan, kedai minum atau makan, dan lembaga pendidikan -- tersedia akses WiFi. Layanan WiFi dari Melsa dapat dilihat di daftar lokasi hotspot gratisan di Bandung dan Telkom sendiri menurut "keluyuran" Kuncoro Wastuwibowo menyediakan di BEC.

TELKOMHotspot menyebutkan sebagai berbayar, sedangkan Kuncoro hanya menyebut, "... langsung bisa dipakai tanpa harus tanya userid dan password." Bisa jadi memang gratis atau Kun berbekal kartu akses untuk perjalanan dinasnya.

Jika hendak membandingkan kualitas vs. ongkos, di beranda Plasa Bandung Indah keduanya berdekatan: Melsa menyediakan di gerai McDonald's, sedangkan Telkom di Starbucks. Jika McDonald's menyediakan susunan meja-kursi di luar dan selasar, dengan tata letak ruang di Starbucks, selain perlu ongkos akses, perlu uang jajan tambahan untuk --minimal-- secangkir kopi.

Akhir bulan Mei lalu saya menghampiri promosi Telkom Speedy di BEC, dan hitungan dana awal yang diperlukan: untuk modem sekaligus router WiFi (agar bisa dipakai oleh beberapa komputer di rumah misalnya) sekitar Rp 1 juta, biaya registrasi dan abonemen selama tiga bulan dikorting 40%, menjadi 90 ribu dan 180 ribu Rupiah.

Wah, saya belum siap untuk tambahan pengeluaran tersebut; sedangkan di sisi teknis, saya agak meragukan kualitas kabel Telkom di tempat tinggal kami karena untuk Telkomnet Instant saja kecepatan akses yang saya peroleh hanya sekitar 28 kbps. Hal lain: bagaimana jika saya harus pindah rumah dan belum tersedia sambungan telepon? Bandung euy -- sempat terkenal dalam hal kesulitan pemasangan sambungan telepon baru.

Jadi persoalan di atas: pada ketersediaan koneksi atau yang belum terjangkau isi dompet saya? Hehe...

Cerita tentang kualitas koneksi juga sedang ada yang menggiurkan: Slashdot menyebut sebagai Warnet tercepat di dunia. Personil di BT menggunakan ilustrasi bahwa dengan komputer yang ada di kafe Internet tersebut dimungkinkan mengunduh berkas seukuran DVD Encyclopaedia Britannica
dengan 19.000 ilustrasi, 629 klip audio dan video, dan 100.000 artikel dalam waktu seperempat jam.

Namun ternyata pagi ini ada sorak gembira dari Rahmat M. Samik-Ibrahim yang sedang menggunakan koneksi Juita UI: dengan 30 Mbps hanya perlu "beberapa menit" untuk mentransfer sebuah ISO image dari Depok ke Mampang.

Depok-Mampang Superhighway atau benar-benar mumpung mahasiswa sedang libur?

Keterangan dari teman yang pernah menanyakan perbedaan harga yang mencolok antara Jakarta dan Bandung, menurut salah satu penyedia jasa koneksi di Bandung karena ongkos yang diminta oleh penyedia kabel optik Jakarta-Bandung memang masih tinggi.

"Artikel ini diambil dari Direktif.web.id, atas persetujuan pengelolanya. Judul artikel bisa disesuaikan, tanpa mengubah/mengurangi makna."

1 comment:

Wahya said...

Kalau saya sekarang lagi nunggu jaringan WiMax yang jangkuannya bisa mencapai 20Km.

Katanya internetan bisa 150rb/bulan tarif flat.... mau banget tu...


wahya

website : http://bitswebdesign.com